KUBUS.ID – Guna memaksimalkan informasi dan peringatan dini cuaca kepada masyarakat, Stasiun Meteorologi Dhoho Kediri menggelar kegiatan sosialisasi awal musim hujan Tahun 2024/2025 dan potensi megathrust di wilayah Kediri. Berlokasi di Gedung SO1 Bandar Udara Dhoho Kediri, kegiatan sosialisasi diisi materi oleh narasumber dari Stasiun Meteorologi Dhoho dan Stasiun Geofisika Pasuruan. Serta turut hadir pula Kepala OPD terkait dari Pemerintah Kota dan Kabupaten Kediri, stakeholder wilayah Bandar Udara Dhoho, KPwBI Kediri serta beberapa awak media.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Dhoho Kediri, Lukman Soleh mengatakan, saat ini sebagian besar wilayah Kota dan Kabupaten Kediri telah memasuki masa peralihan dan bersiap untuk memasuki awal musim penghujan. Diperkirakan wilayah Kota dan Kabupaten Kediri akan memasuki awal musim penghujan pada bulan Oktober dan November.
“Ini perlu kita antisipasi karena curah hujan yang tinggi dapat menimbulkan dampak di berbagai sektor. Musim hujan sering kali diiringi dengan peningkatan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor,” Kata Lukman kepada Kubus.id, Rabu (9/10).
Bukan itu saja, ada sektor lain yang juga terkena dampak peralihan musim seperti sektor pertanian dan kesehatan. Oleh sebab itu, Lukman menambahkan banyak hal yang perlu disiapkan untuk meminimalisir risiko dan dampak negatif yang mungkin ditimbulkan.
“Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk berbagi informasi terkait persiapan awal musim hujan terhadap berbagai sektor. Sebagai instansi yang berperan dalam menjaga keselamatan masyarakat BMKG memiliki tanggungjawab untuk meningkatkan mitigasi risiko dan memberikan edukasi kepada masyarakat,” tambahnya.
Untuk memberikan pemahaman lebih dalam serta meminimalisir dampak risiko bencana, dalam kesempatan ini stasiun meteorologi Dhoho menggandeng Stasiun Geofisika Pasuruan.
“Mari kita tingkatkan koordinasi dan kerjasama agar kita bisa bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. Jadikan pertemuan ini sebagai momentum untuk memperkuat langkah preventif agar dampak bencana dapat diminimalisir,” pungkasnya.
Menanggapi hal tersebut Kepala Bappeda Kota Kediri, Chevy Ning Suyudi yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan sosialisasi ini sangat bermanfaat. Menurutnya agenda ini menjadi prioritas karena masuk dalam isu strategis daerah dan nasional terutama terkait perubahan iklim dan mitigasi bencana.
“Dari hasil FGD ini, banyak sekali informasi penting yang disampaikan sehingga nantinya perlu ada agenda lanjutan untuk membuat sebuah rencana aksi dini terkait antisipasi peningkatan curah hujan yang berdampak pada kesehatan, produksi pangan atau hasil pertanian dan lainnya,”jelasnya.
Sementara itu terkait informasi puncak curah hujan di Kota Kediri yang diperkirakan terjadi di bulan Januari, Chevy mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan dan selalu berhati-hati serta memperhatikan keamanan dalam mobilitas.
“Musim hujan biasanya diiringi dengan berbagai macam kasus seperti demam berdarah, diare yang harus diantisipasi. Kemudian ada sedikit gangguan di sarana prasarana infrastruktur jadi mohon untuk masyarakat lebih berhati-hati dan melengkapi keamanan dalam mobilitas,” pesannya. (atc/nhd)