Beranda Kediri Raya Pengamat Transportasi: Pemerintah Harus Serius Dukung Operasional Bandara Dhoho

Pengamat Transportasi: Pemerintah Harus Serius Dukung Operasional Bandara Dhoho

4384
Bandara Dhoho Kediri

KUBUS.IDBandara Dhoho Kediri disebut sebagai harapan baru akses transportasi udara di wilayah selatan Jawa Timur. Namun, pengamat transportasi meminta pemerintah untuk tidak tinggal diam. Dukungan serius dari pemerintah dinilai krusial agar bandara yang dibangun murni oleh swasta ini bisa beroperasi optimal dan berkelanjutan.

“Bandara Dhoho ini sangat strategis. Bisa jadi alternatif baru transportasi udara, tanpa harus bergantung ke Bandara Juanda di Surabaya,” kata Prof. Dr. Ir. Dadang Supriyatno, MT., IPU., ASEAN Eng., pengamat transportasi dari Universitas Surabaya, Jumat (16/5).

Ia menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mendukung rute penerbangan komersial melalui pemetaan potensi pasar dan infrastruktur pendukung. Tanpa langkah konkret, Bandara Dhoho terancam minim aktivitas, seperti yang pernah dialami Bandara Banyuwangi sebelum intervensi Kementerian Perhubungan.

Belajar dari Banyuwangi

Dadang mencontohkan Bandara Banyuwangi yang sempat ‘mati suri’ akibat kurangnya penumpang dan minimnya maskapai yang masuk. Kondisi ini berubah setelah Kementerian Perhubungan turun tangan dan melakukan pemetaan rute yang sesuai kebutuhan pasar.

“Kalau hanya diserahkan ke maskapai, hasilnya bisa nihil. Pemerintah harus aktif menciptakan pasar, bukan cuma janji di atas kertas,” tegasnya.

Ia juga menyoroti perlunya evaluasi menyeluruh terhadap konsep operasional Bandara Dhoho, termasuk melibatkan pakar dan akademisi untuk memetakan hambatan seperti pengaturan wilayah udara yang sebelumnya digunakan untuk latihan tempur oleh Lanud Iswahjudi.

“Pemerintah pusat harus hadir, duduk bersama semua pihak, mulai dari otoritas penerbangan, maskapai, hingga akademisi. Tanpa itu, cita-cita membangun konektivitas udara di selatan Jatim hanya akan jadi wacana,” tambahnya.

Bandara Swasta Pertama di Indonesia

Bandara Dhoho Kediri dibangun atas inisiatif dan keberanian PT Surya Dhoho Investama, anak usaha PT Gudang Garam Tbk. Pembangunan ini murni dilakukan pihak swasta tanpa dukungan anggaran pemerintah (APBN) sama sekali.

Dengan runway sepanjang 3.300 meter dan terminal seluas 18.000 meter persegi, bandara ini dirancang menampung hingga 1,5 juta penumpang per tahun.

Fasilitas lain termasuk apron komersial, apron VIP, empat taxiway, dan area parkir seluas 37.108 meter persegi. Bandara ini juga ditargetkan membuka rute baru umrah langsung dari Kediri ke Tanah Suci, mempercepat dan mempermudah perjalanan ibadah warga sekitar.

Dampak Ekonomi dan Pariwisata

Beroperasinya Bandara Dhoho diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi, pariwisata, hingga wisata religi di kawasan selatan Jawa Timur. Bandara ini akan menghubungkan 13 kota/kabupaten seperti Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek, dan sekitarnya.

Dengan dukungan konkret dari pemerintah, Bandara Dhoho bisa menjadi ikon baru konektivitas udara di Jawa Timur sekaligus contoh sukses kolaborasi antara sektor swasta dan negara.(adr)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini