Beranda Kediri Raya Santri Menggugat Trans 7, Aksi Besar Dijadwalkan 21 Oktober 2025!

Santri Menggugat Trans 7, Aksi Besar Dijadwalkan 21 Oktober 2025!

206
Gambar: Ratusan Santri di Kota Malang Demo, Tuntut Trans7 Ditutup. Sumber: Tugumalang.id

KUBUS.ID – Tayangan pada program Xpose Uncensored yang disiarkan oleh Trans7 baru-baru ini menuai kecaman dari kalangan santri dan tokoh agama di Jawa Timur. Tayangan tersebut dinilai menyudutkan pesantren dan para kiai, khususnya dari lingkungan Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.

Sekretaris MUI Jawa Timur, KH Hasan Ubaidillah (Gus Ubaid), menyayangkan isi tayangan yang dianggap tidak menghormati para kiai sepuh dan cenderung memutarbalikkan fakta.

Kiai Lirboyo itu disepuhkan, santrinya ribuan. Tapi justru oleh Trans7 dialihkan dan dijelekkan. Ini menyakiti hati umat,” tegasnya.

Gus Ubaid juga menilai tayangan tersebut berpotensi mendiskreditkan amaliyah Ahlussunnah wal Jamaah dan mendistorsi pemahaman publik tentang pesantren dan santri. Ia mendesak Trans7 untuk segera meminta maaf secara terbuka.

“Banyak santri mengecam, bahkan ada seruan boikot Trans7. Kami menuntut keadilan. Jangan sampai ajaran Islam yang lurus dan kiai-kiai NU dijadikan bahan fitnah. Mereka itu justru jaminan keberkahan,” tambahnya.

Sementara itu, Sekretaris Koordinator Aksi Santri Kediri, Ahmad Imam, membenarkan rencana aksi massa pada 21 Oktober 2025 sebagai bentuk protes. Ia menjelaskan bahwa titik kumpul awal massa adalah di Stadion Brawijaya Kediri pada pukul 06.30 WIB.

Setelah itu, peserta aksi akan bergerak menuju Kantor Pemerintah Kabupaten Kediri. Selanjutnya, massa akan melanjutkan perjalanan ke Surabaya, dengan titik kumpul di Masjid Al-Akbar, sebelum akhirnya melakukan aksi di Kantor DPRD Provinsi Jawa Timur.

“InsyaAllah ribuan santri akan bergerak. Titik kumpul di Stadion Brawijaya pukul 06.30, lanjut ke Pemkab Kediri. Lalu, geser ke DPRD Jatim di Surabaya,” ujarnya.

Ia menegaskan aksi ini merupakan bentuk penyampaian aspirasi alumni dan santri Pondok Pesantren yang merasa dilecehkan oleh tayangan Trans 7 tersebut. Ia berharap pemerintah melalui Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) segera turun tangan dan mengevaluasi program-program televisi atau media, yang dinilai tidak sesuai dengan nilai budaya Indonesia.

Kami tidak ingin tayangan serupa terulang lagi, baik di Trans7 maupun media lain. Harus ada pengawasan ketat, tegas Ahmad.(slv)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini