KUBUS.ID – Dalam kitab Ad Da’u wa ad-Dawa’, Ibnul Qayyim al-Jauziyah menjelaskan bahwa syirik dalam cinta merupakan bentuk penyekutuan terhadap Allah. Hal ini dijelaskan dalam Surat Al-Baqarah ayat 165, yang menggambarkan sebagian orang yang menyekutukan Allah dengan sesuatu selain-Nya dan mencintai hal tersebut seperti mencintai Allah.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
وَمِنَ النَّاسِ مَنۡ يَّتَّخِذُ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ اَنۡدَادًا يُّحِبُّوۡنَهُمۡ كَحُبِّ اللّٰهِؕ وَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡٓا اَشَدُّ حُبًّا لِّلّٰهِ ؕ وَلَوۡ يَرَى الَّذِيۡنَ ظَلَمُوۡٓا اِذۡ يَرَوۡنَ الۡعَذَابَۙ اَنَّ الۡقُوَّةَ لِلّٰهِ جَمِيۡعًا ۙ وَّاَنَّ اللّٰهَ شَدِيۡدُ الۡعَذَابِ
Artinya: Di antara manusia ada yang menjadikan (sesuatu) selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi-Nya) yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat kuat cinta mereka kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat keras azab-Nya, (niscaya mereka menyesal). (QS. Al Baqarah: 165)
Ibnu Qayyim menegaskan, orang beriman memiliki cinta yang jauh lebih besar kepada Allah dibandingkan dengan orang-orang musyrik, bahkan mereka merasa berat dalam mencintai-Nya. Sementara itu, orang-orang yang menyekutukan Allah mencintai Allah setelah mereka mencintai yang disekutukan-Nya, yang pada akhirnya melemahkan kemurnian cinta mereka kepada Allah.
Ibnu Qayyim juga mengingatkan bahwa manusia diciptakan untuk memurnikan cinta hanya kepada Allah. Oleh karena itu, Allah menentang keras orang yang memiliki wali atau pemberi syafaat selain-Nya, serta mereka yang mengkhususkan salah satu dari keduanya. Sebagaimana Allah tegaskan dalam Surat Yunus ayat 3, cinta sejati hanya layak diberikan kepada-Nya.
Allah berfirman:
اِنَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِىۡ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ فِىۡ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسۡتَوٰى عَلَى الۡعَرۡشِ يُدَبِّرُ الۡاَمۡرَؕ مَا مِنۡ شَفِيۡعٍ اِلَّا مِنۡۢ بَعۡدِ اِذۡنِهٖ ؕ ذٰ لِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمۡ فَاعۡبُدُوۡهُ ؕ اَفَلَا تَذَكَّرُوۡنَ
Artinya: Sesungguhnya Tuhan kamu Dialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy (singgasana) untuk mengatur segala urusan. Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali setelah ada izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Apakah kamu tidak mengambil pelajaran? (QS. Yunus: 3)
Bagi orang yang menyekutukan Allah, cinta mereka kepada Allah datang setelah cinta mereka kepada yang disekutukan. Hal ini menyebabkan kemurnian cinta mereka kepada Allah menjadi tergerus. Cinta sejati hanya layak diberikan kepada Allah semata.(adr)