KUBUS.ID – Penyakit refluks asam lambung atau GERD (gastroesophageal reflux disease) bukan sekadar rasa panas di dada (heartburn) yang mengganggu aktivitas. Jika diabaikan, GERD dapat memicu berbagai komplikasi serius yang membahayakan kesehatan.
Pakar kesehatan saluran cerna, Prof. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, menegaskan bahwa GERD perlu ditangani sedini mungkin. Iritasi dan peradangan kronis pada dinding kerongkongan (esofagus) dapat berkembang menjadi kanker esofagus jika dibiarkan terlalu lama.
Tak hanya di kerongkongan, naiknya asam lambung juga dapat mengganggu organ lain. Beberapa dampaknya antara lain:
- Gangguan pernapasan seperti batuk berulang atau kekambuhan asma
- Gangguan suara hingga suara hilang
- Pada kasus berat, muntah darah akibat luka di kerongkongan
Pemeriksaan dan Diagnosis GERD
Deteksi GERD bisa dilakukan melalui berbagai metode, mulai dari pemantauan kadar pH selama 24 jam, hingga endoskopi esofagogram untuk melihat kondisi kerongkongan secara langsung.
Terapi & Pilihan Obat
Pengobatan umumnya menggunakan obat golongan PPI (proton pump inhibitor) untuk menekan produksi asam lambung. Namun, pada sebagian pasien, PPI bisa kehilangan efektivitas.
Kini hadir obat golongan PCAB (potassium-competitive acid blocker) yang bekerja menghambat enzim pemompa asam di lambung. Obat ini memiliki beberapa keunggulan:
- Efek kerja lebih cepat dan bertahan lama
- Dapat diminum kapan saja tanpa perlu menunggu waktu makan
- Langsung aktif di lambung
Perubahan Gaya Hidup, Kunci Pencegahan
Selain obat, perubahan pola hidup sangat penting untuk mengendalikan GERD. Prof. Ari menyarankan untuk menghindari makanan yang melemahkan klep lambung, seperti:
- Makanan tinggi lemak
- Makanan tinggi garam
- Alkohol, rokok, dan kafein
Dengan penanganan tepat dan pola hidup sehat, komplikasi GERD dapat dicegah, dan kualitas hidup pun terjaga.
Source: kompas.com