Beranda Gaya Hidup 4 Alasan Kesulitan Ekonomi Sebabkan Trauma pada Anak, Pengabaian Salah Satunya

4 Alasan Kesulitan Ekonomi Sebabkan Trauma pada Anak, Pengabaian Salah Satunya

124
A little boy sitting at the corner of the room feeling sad and fearful. He put his hands cover his ears. Bullying, Child loneliness, Autism awareness, Traumatic event,The Problem of Child Development

KUBUS.ID – Setiap orangtua pasti menginginkan yang terbaik bagi anaknya, termasuk memberikan pola asuh yang ideal. Sayangnya, kesulitan ekonomi kerap menjadi hambatan dalam mewujudkan hal tersebut.

Menurut Psikolog Klinis Olphi Disya Arinda, M.Psi., Psikolog, kesulitan ekonomi dapat menjadi salah satu faktor tidak langsung yang menyebabkan trauma pada anak. 

Trauma masa kecil atau Adverse Childhood Experiences (ACE), yaitu pengalaman-pengalaman negatif atau penuh luka di masa kecil yang dapat berdampak jangka panjang pada perkembangan mental dan emosional seseorang.

Kemiskinan bukan penyebab langsung trauma, tetapi tekanan ekonomi sering kali memicu situasi-situasi lain yang tergolong dalam ACE, seperti kekerasan fisik, emosional, atau seksual.

“Kondisi finansial itu menjadi faktor itu tadi akan adanya abuse secara fisik, emosional, dan seksual. Nah ini termasuk ke dalam 10 jenis ACE,” jelas Disya.  

4 Alasan Kesulitan Ekonomi Sebabkan Trauma pada Anak

1. Adanya KDRT

Kesulitan ekonomi kerap kali menyebabkan tekanan mental yang membuat seseorang suami melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) pada istrinya. 

“Bayangkan anak tidak terkena KDRT, tapi dia menyaksikan ibunya terkena KDRT,” tutur Disya. Anak yang menyaksikan kekerasan terhadap ibunya, meski tidak menjadi korban langsung, ia tetap mengalami dampak traumatis.  

2. Keluarga yang Terjerat Kasus Kriminal

Kesulitan ekonomi juga dapat memicu permasalahan lain, seperti kecanduan judi online atau keterlibatan dalam kasus kriminal.  Ketika orangtua terjerat masalah hukum, anak yang menyaksikan orangtuanya masuk penjara akan menghadapi beban psikologis yang berat.  “Menyaksikan orangtuanya masuk ke penjara itu menyebabkan ,” ungkap Disya. 

3. Pengabaian

Dalam kondisi kesulitan ekonomi, anak sering kali mengalami pengabaian, baik secara fisik maupun emosional karena waktu orangtuanya dihabiskan untuk mencari nafkah. 

“Kalau fokusnya ke finansial, kemungkinan besar anaknya ini akan mengalami yang namanya pengabaian,” tutur Disya. Pengabaian ini, ditambah dengan potensi kekerasan di rumah, menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi tumbuh kembang anak. 

4. Orangtua yang Mengalami Gangguan Kesehatan Mental

Selain itu, masalah ekonomi juga dapat meningkatkan risiko orangtua mengalami gangguan mental.  “Orangtuanya mengalami mental illness, entah itu depresi, kecemasan, atau stres akut,” pungkas Disya. 

Faktor-faktor ini saling terkait dan memperparah dampak trauma pada anak. 

Akibatnya, anak yang tumbuh dalam situasi penuh tekanan ini berisiko besar menjadi individu dewasa yang membawa luka psikologis mendalam.

Sumber: kompas.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini