KUBUS.ID – Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Blitar, pada Agustus 2024, tercatat ada 10 ribu balita di Kota Blitar. Dari 10 ribu balita, yang sudah diukur status gizinya sebanyak 8 ribu. Dari 8 ribu tersebut, ditemukan 600 balita kekurangan gizi atau 7 persen dari total populasi. Sedangkan sebanyak 400 anak mengalami stunting atau 5 persen dari populasi.
Berdasar temuan ini, kata Kepala Dinkes Kota Blitar dr. Dharma Setiawan M.MKes., pihaknya melakukan intervensi melalui pendekatan edukasi, pemahaman terhadap pola makan yang sehat dan bergizi, mengukur status gizi anak ke posyandu maupun posyankes terdekat. Selain itu, jika ditemukan ada penyakit penyerta pada balita, maka akan segera dikonsultasikan ke dokter di puskesmas.
Menurutnya, untuk mengukur status gizi, baik kekurangan gizi atau stunting, ada beberapa indikator. Status gizi kurang atau underweight, indikatornya berat badan dan usia. Jika diberikan makanan bergizi dan protein cukup, maka akan mengalami kenaikan berat badan. Sedangkan stunting, indikatornya panjang badan dan usia. Kondisi ini bukan semata-mata karena asupan kurang, tetapi pola asuhnya.
Untuk itu, bagi anak yang diasuh pembantu, dr Dharma menyarankan agar orang tua memberikan pemahaman ke pembantu dan monitoring balitanya serta memastikan konsumsi makanannya cukup gizi. Selain itu, ada penyebab lain balita yang tidak mengalami kenaikan berat badan selama 2 bulan berturut-turut, bisa jadi karena ada penyakit peserta.(stm)