KUBUS.ID – DBD di Kabupaten Trenggalek menembus angka 569 kasus. Kata Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Trenggalek, Sunarto, tahun ini merupakan puncak siklus DBD. Menurut Sunarto siklus tersebut berlangsung setiap 5 tahun sekali. Berbagai langkah sudah dilakukan untuk antisipasi DBD, seperti memberantas sarang nyamuk, fogging, promosi kesehatan. Namun, Sunarto menjelaskan pada April lalu terjadi musim pancaroba, sehingga nyamuk lebih cepat berkembang biak.
Tahun ini, dominasi pasien DBD berusia 15-44 tahun yang mempunyai mobilitas tinggi. Sunarto menilai hal itu juga menjadi faktor bertambahnya penyebaran penyakit DBD di Trenggalek, karena mayoritas mereka bekerja di luar kota. Saat ini, Sunarto melakukan penyelidikan epidemiologi DBD untuk pemeriksaan jentik nyamuk dan penderita DBD, dengan mengunjungi, mendata, menentukkan titik fokus, dan penanganan fogging. Sehingga, diharapkan kasus DBD dapat melandai di Trenggalek.(slv)