Beranda Gaya Hidup Media Sosial Picu Gangguan Kesehatan Mental pada Remaja, Kenapa?

Media Sosial Picu Gangguan Kesehatan Mental pada Remaja, Kenapa?

1329

KUBUS.ID — Kesehatan mental adalah salah satu isu dalam masyarakat Indonesia. Gangguan kesehatan mental dapat terjadi pada siapa saja, termasuk remaja atau anak muda. 

Menurut Survei Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), 1 dari 20 (5,5 persen) atau 2,45 juta remaja terdiagnosis mengalami masalah kesehatan mental.  I-NAMHS adalah survei yang dilaksanakan melalui kolaborasi dari Universitas Gadjah Mada, The University of Queensland, John Hopkins Bloomimg School of Public Health, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dan didukung oleh Universitas Sumatera Utara serta Universitas Hassanudin.

Artinya, tingkat gangguan kesehatan mental pada remaja cukup tinggi.

Media sosial picu masalah kesehatan mental

Menurut Aktivis Kesehatan Mental Renggi Ardiansyah, anak muda rentan mengalami gangguan kesehatan mental karena adanya tantangan yang harus dihadapi, salah satunya adalah media sosial.

“Media sosial sangat berpengaruh terhadap kondisi mental,” ujar Renggi dalam Acara Kompas Editor’s Talks: Apakah Masyarakat Indonesia Sudah Cukup Sehat Mental?, belum lama ini. 

Media sosial merupakan tempat di mana semua informasi bisa diakses dengan mudah.

Remaja banyak menghabiskan waktu menggunakan media sosial setiap harinya, sehingga media sosial memberikan efek yang tidak main-main.  “Kesehatan mental ini bisa kita akses informasinya dari media sosial,” ujar Renggi. 

Masalah kesehatan mental yang awalnya tidak diketahui banyak orang, kini sudah menjadi isu global. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran kesehatan mental pada remaja dan masyarakat secara luas. 

“Tapi kita juga harus berhati-hati bahwa apa pun yang sudah kita konsumsi di media sosial itu juga bisa menjadi bumerang bagi kita ketika tidak mampu mengelola informasi tersebut,” jelas Renggi.

Contohnya setelah melihat media sosial, kita jadi membandingkan diri dengan orang lain. 

“Ketika ada teman yang mencapai taraf tertentu seperti sudah bekerja di perusahaan besar, sedangkan kita belum,” ujar Renggi. 

Hal tersebut dapat membuat kita iri hati dan membanding-bandingkan diri dengan orang lain.  Timbul pikiran buruk karena merasa tidak sukses, sementara hidup teman-teman terlihat sangat maju.

Timbul pikiran buruk karena merasa tidak sukses, sementara hidup teman-teman terlihat sangat maju.

“Merasa insecure, merasa tidak percaya diri, dan merasa tertinggal dari teman-temannya,” jelas Renggi.  Perasaan tersebut dapat terus muncul selama menggunakan media sosial dan menyebabkan gangguan mental seperti cemas, stres, juga depresi. 

Sehingga bukannya memacu diri, remaja dapat terus-menerus merasa hidupnya kurang dan menarik diri dari pergaulan sosial. 

Belum lagi terdapat banyak konten yang dapat memicu perasaan rendah diri di media sosial. Hal ini dapat memperburuk perasaan negatif dalam diri dan mengakibatkan gangguan mental.

Sumber: kompas.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini