KUBUS.ID – Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Perikanan Untuk pertama kalinya bersinergi dengan pembudidaya ikan lele dan ikan hias di Desa Mojosari Kecamatan Kras mengembangkan pola budi daya ikan lele dengan dapnia yang disebut Bulenia. Dapnia merupakan pakan ikan untuk ikan hias dan biasanya pembudidaya ikan hias membeli dari Tulungagung. Karena pertumbuhan pembudidaya ikan hias di Mojosari sangat tinggi mak dapnia dikembangkan sendiri.
Andi Imam Muarifin Pembudidaya Ikan Lele dan ikan hias desa Mojosari Kras mengatakan, proses untuk membuat dapnia yang pertama dilakukan, pembudidaya ikan harus memiliki kolam ikan kemudian ada limbah butir usia satu bulan dan bisa pakai ayakan ukuran 8.
” Limbah butir dari kolam lele dikuras 20 persen dan limbah butir ini dibuang ke kolam di sebelahnya. Kemudian ditunggu empat hari dan akan banyak muncul Bulenia.Di hari kelima muncul Bulenia dan bisa dipanen,” Kata Andi, Jumat (29/8/2025).
Andi menambahkan, biasanya lele diberi makan dua kali dan malamnya endapan makanan dikuras dialirkan ke kolam tersendiri. Untuk bulenia ini panen selama sepuluh hari dan satu kali panen bisa mencapai 20 takar dan satu takaran sama dengan satu gelas air mineral ukuran 250 mili dengan harga Rp 10.000
Sementara itu, Nur Hafid Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kediri mengatakan Bulenia ini merupakan inovasi baru dan kedepanya akan dikembangkan di Kabupaten Kediri. Pola bulenia ini merupakan yang pertama kali di kembangkan dengan ide pembudidaya ikan lele dan ikan hias di Desa Mojosari Kras. Sehingga menambah penghasilan berlipat pembudidaya ikan di Desa Mojosari Kras.
” Kita dukung, apresiasi dan mendampingi proses kreatif dan inovatif mas Andi untuk bisa menjadi contoh bagi pembudidaya ikan lainya di Kabupaten Kediri. Tentunya kolaborasi ini akan berkelanjutan dan pembudidaya daya ikan seperti Mas Andi menjadi inovator handal budi daya dibidang Perikanan di Kabupaten Kediri,” jelasnya.
Hafid menambahkan kolaborasi dan sinergi berkelanjutan dan optimis berhasil.(atc)
